MAKALAH VIRUS CORONA (COVID 19) DAN UPAYA PENCEGAHANNYA

KATA   PENGANTAR                            Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan kelapangan waktu bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada   selaku supervisor yang telah memberikan arahan dalam penyelesaian makalah ini. Judul makalah ini ialah mengenai Corona virus . Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah untuk memberikan informasi mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan corona virus hingga penerapannya di dalam klinis. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam sistem pelayanan kesehatan secara optimal. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati akan menerima segala bentuk kritikan yang bersifat membangun dan saran-saran yang akhirnya dapat memberikan manfaat bagi makalah ini. Akhir kata, penulis menguc

MAKALAH SEJARAH KABUPATEN OKU TIMUR





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Belitang adalah satu dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur (setelah dilakukan pemekaran/otonomi daerah). Karena sebelum adanya otonomi daerah dulu hanya ada OKU, tidak ada yang namanya OKU Timur, OKU Selatan, dan sebagainya. Kecamatan Belitang yang beribu kota Gumawang berjarak sekitar 360 kilometer dari ibu kota Sumatera Selatan, Palembang. Sementara Belitang sendiri terdiri dari Belitang I, Belitang II dan Belitang III. Hampir seluruh wilayahnya dipenuhi hamparan padi yang tumbuh subur dan hijau. Mata semakin sejuk memandang dengan aliran air Irigasi Upper Komering yang sehari-sehari menyirami ribuan hektare persawahan. Untuk Belitang sendiri penduduknya mencapai 54.000 KK. Dan dari segi infrastruktur, Belitang sudah memiliki perbankan, pendidikan, pertanian.
Belitang merupakan salah satu basis pelestarian budaya Jawa di Sumatera yang masih kuat hingga sekarang. Berbagai pertunjukan seni tradisional masih terus digelar, seperti reog, jatilan, ketoprak, dan wayang kulit. Soal wayang kulit, dari sekitar 100 dalang Wayang Purwa yang ada di Sumsel, sebanyak 67 dalang tinggal di daerah Belitang. Sementara untuk budaya suku asli sendiri sudah hampir tidak terlalu menonjol. Sejauh yang penulis ketahui, sampai saat ini budaya suku asli yang masih ada hanyalah ”runcak-runcakan” atau lebih populer di kenal dengan sebutan ”lempar selendang”. Namun secara garis besar, budaya di Belitang lebih di dominan oleh budaya orang-orang pendatang (transmigrasi).

B.      Sumber sejarah
( Sumber : buku  adat perkawinan Komering Ulu,Tahun 2003 )
(Sumber : Tamrin. A. Roni.)
(Sumber : buku adat perkawinan Komering Ulu ,Tahun 2003) 
( Sumber : Bapak Yani )
( sumber : Bapak Monang Jaya ).
( Sumber : Ismail).
( Sumber : Monang Jaya )

C.    Tujuan
1.      Mengetahui Sejarah Belitang I, Ogan Komering Ulu Timur.
2.      Mengetahui Asal Usul Nama Daerah Di Wilayah Oku Timur.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Belitang I, Ogan Komering Ulu Timur
Belitang I adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Provinsi Sumatera Selatan. Belitang berjarak sekitar 185 km dari Ibu Kota Provinsi, Kota Palembang. Kecamatan Belitang beribu kota di Gumawang. Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur terbentuk berdasarkan UU Nomor 37 tahun 2003 merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ulu, dengan ibukota Martapura. Luas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur seluas 3370 Km2 terdiri dari 16 kecamatan dengan jumlah penduduk 575.410 jiwa dengan kepadatan rata-rata 107 jiwa/km 2 , yang sebagian besar merupakan masyarakat transmigran kurang lebih mencapai 60% yang telah ditempatkan sejak kolonisasi di kawawan Belitang pada tahun 1936 yang terdiri dari 137 UPT dengan jumlah transmigran sebanyak 45.067 KK (175.530 jiwa). Belitang di lalui oleh saluran irigasi buatan yang terbagi dalam beberapa bendungan. Oleh penduduk Belitang, bendungan tersebut diberi nama Bendungan Komering (BK). Sebutan yang kemudian digunakan juga untuk memberi nama daerah-daerah yang dibagi bendungan tersebut. Tak ada keterangan yang jelas dan resmi, mengapa daerah ini dinamakan Belitang. Konon, pada masa lampau, Belitang banyak pohon dan akar pohon yang membelit-melintang. Kata "belit-melintang" ini yang kemudian digunakan untuk menamakan daerah Belitang.
Peta OKU Tiimur

Pada masa orde baru, Belitang terkenal sebagai penghasil padi. Ribuan hektare dari wilayah Belitang ditanami padi. Belitang pun menjadi lumbung padi Provinsi Sumatera Selatan bahkan Nasional. Hampir seluruh Presiden di Negeri ini pernah melakukan Panen Raya di Belitang, mulai dari Bapak Soeharto, Ibu Megawati Soekarno Putri, hingga Presiden kita sekarang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Tahun 2005 yang lalu. Kemajuan bidang pertanian di Belitang tidak terlepas dari peran aktif Penyuluh Pertanian yang senantiasa memberikan penyuluhan kepada para petani. Selain itu, hal lain yang ikut mendukung adalah adanya saluran irigasi yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Saluran irigasi ini berasal dari Sungai Komering, salah satu sungai di wilayah provinsi Sumatera Selatan yang berhulu di Sungai Musi. Dengan fasilitas pertanian yang memadai dan daerah yang luas, wajar jika Belitang menjadi daerah tujuan transmigrasi. Atas prestasi kemajuan yang dicapai, pada Tanggal 17 Januari 2007, menteri tenaga kerja dan transmigrasi yang diwakili oleh Dirjen P2MK, meresmikan Belitang sebagai Kota Terpadu Mandiri (KTM).
Belitang dinilai layak untuk menjadi KTM, karena telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Daerah ini telah dilengkapi dengan pasar yang lengkap, bank (BRI, Bank Sumsel Babel, Bank Danamon, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, BCA, dan BNI '45 ), rumah sakit (RSUD, RS. ISLAM At taqwa dan RS. Charitas), sekolah-sekolah standar nasional (SSN) yang memadai, SMA N 1 BELITANG,SMK/STM YPPB BELITANG dan SMP N 1 BELITANG, yang sudah di kenal kalangan luas angkutan umum ke kota - kota besar (Palembang, Lampung, Jakarta, Jogya, Solo, dll), telekomunikasi yang memadai. Kini Belitang tak hanya mengandalkan padi sebagai sumber pokok, tercatat karet sebagai komoditas yang mulai menyaingi "popularitas" padi. Harga karet yang melambung tinggi pada tahun 2008 menjadikan petani karet makin makmur. Akhasil, ini membawa perubahan bagi kemajuan Belitang. Kegiatan ekonomi makin mengeliat.

B.     Asal Usul Nama Daerah Di Wilayah Oku Timur
1.      Asal Nama Bunga Mayang
Daerah Bunga Mayang didirikan oleh Puhyang Jati Keramat, yang diambil dari nama istrinya yang konon ceritanya istrinya tersebut keluar / datang dari kembang Bunga Mayang Pinang, sampai sekarang nama daerah ini adalah Kecamatan Bunga Mayang
( Sumber : buku  adat perkawinan Komering Ulu,Tahun 2003 ).

2.      Kota Martapura.
Sekitar ± 1835 Masehi,bermula dari seorang ustadz pendatang dari pulau Borneo (Kalimantan ) bernama H. Jamaludin bin Azhar bin H. Mahmud yang masih muda belum beristri, mengajar ngaji di mesjid agung Desa Tanjung Kemala, yang pada waktu itu Tanjung Kemala dipinpin oleh Pangeran Aguscik Putra dari mantan pasirah dari marga paku senggkunyit yaitu pangeran muhamad Ali. Setelah usia ±25 tahun H. Jamaludin menikah dengan saudara sepupu dari pageran aguscik yang bernama halimah dari keluarga limas.Atas jasa – jasanya mengajarkan agama Islam H. Jamaludin dianggkat menjadi sebagai pemangku adat oleh pengghulu tertua atas persetujuan masyarakat ketua didaerah Tanjung Kemala.Dalam perkembangannya daerah Tanjung Kemala semakin bagus maka terbentuklah perkampungan baru terletak di sebelah hilir desa tanjung kemala disebut kampung hilir nama martapura.Tercetus ketika H. Jamaludin sedang mengajar ngaji dengan mengatakan : “ murid – muridku semuanya kampong kita ini belum mempunyai nama sedangkan penduduknya yang sudah memadai bagaimana kalau kita beri nama daerah  kelahiran saja yaitu Martapura ? Spontan disetujui dan diterima oleh masyarakat, mulai saat itulah kampung hilir yang bersebelahan dengan Tanjung Kemala bernama Martapura  (Sumber : Tamrin. A. Roni.)

3.      Asal Nama Buay Pemuka Peliung
Buay pemuka adalah kephuyangan nama marga yang dibawa orang Sakala Bhra. Peliung adalah senjata khas / seperti kampak yang sering dibawa dan disenangi oleh  puhyang minak Adipati, pendiri Buay Pemuka Peliung sampai sekarang namanya adalah Buay Pemuka Peliung (Sumber : buku adat perkawinan Komering Ulu ,Tahun 2003) 

4.      Asal Nama Madang
Padang rumput yang luas dan terang

5.      Asal Nama Kurungan Nyawa
Pada zaman kolonial Belanda setiap orang Belanda memasuki daerah ini selalu di tangkap dan di tawan oleh masyarakat pribumi, maka daerah ini di sebut Kurungan Nyawa.

6.      Asal Nama Belitang
Daerah yang dialiri sungai berliku, berbelok-belok dan banyak pohon yang melintang di atas sungai, maka disebutlah daerah ini, daerah Belitang.

7.      Asal Mula Nama Rasuan
Sebelumnya nama rasuan daerah ini bernama karang cangging rasuan berarti menggelar tikar untuk bermusyawarah / Rasan.
( Sumber : Bapak Yani )
8.      Asal Nama Semendaway
Berasal dari kata Samanda dan di Way, Samanda berarti menelusuri sungai Komering  dari hulu sampai ke hilir. di Way berarti di Air, disebutlah Semendaway

9.      Asal Nama Gunung Terang
Masyarakat yang datang dari daerah pegunungan yang menetap di daerah padang rumput pada dataran rendah.

10.  Asal  Nama Campang Tiga
Yaitu Desa yang letaknya di jalan darat yang mempunyai cabang tiga/tiga persimpangan. ( sumber : Bapak Monang Jaya ).

11.  Asal Kata Adu Manis
Berasal dari Mistuha Mis berarti manis, Tuha Berarti Tua ( lebih dahulu ) maka jadilah adu manis. Nenek moyang adu manis bernama darusalam adik dari tuan Tandi Pulau

12.  Asal Nama Betung.
Betung adalah junjungan Seklian lama atau Kratun Nanggum Magedung didirikan oleh Batin Mulajadi, kemudian daerah ini  pindah ke Hilir dimana banyak terdapat pohon bambu Betung maka disebutlah daerah ini daerah Betung ( Sumber : Ismail).

13.  Asal Nama Minanga
Dalam bahasa Komering Minanga berarti Muara Sungai.

14.  Asal Nama Cempaka
Daerah ini ditengah-tengah dusun tumbuh pohon Cempaka
( Sumber : Monang Jaya ).

15.  Asal Nama Gunung Batu
Masyarakat yang datang dari pegunungan dengan semangat untuk berjuang .


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Belitang yaitu suatu kecamatan Belitang (bukanlah belitong) yaitu suatu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Propinsi Sumatera Selatan. Belitang berjarak seputar 200-an km dari Ibu Kota provinsi, Kota Palembang. Kecamatan Belitang beribu kota di Gumawang. Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur terbentuk berdasar pada UU Nomer 37 th. 2003 adalah daerah pemekaran dari kabupaten Ogan Komering Ulu, dengan ibukota Martapura. Luas lokasi kabupaten Ogan Komering Ulu Timur seluas 3370 Km 2 terbagi dalam 16 kecamatan dengan jumlah masyarakat 575. 410 jiwa dengan kepadatan rata-rata 107 jiwa/km 2, yang beberapa besar adalah orang-orang transmigran lebih kurang meraih 60 persen yang sudah diletakkan mulai sejak kolonisasi di kawawan Belitang pada th. 1936 yang terbagi dalam 137 UPT dengan jumlah transmigran sejumlah 45. 067 KK (175. 530 jiwa). Belitang di lewati oleh saluran irigasi buatan yang terdiri dari sebagian bendungan. Oleh masyarakat Belitang, bendungan itu dinamakan Bendungan Komering (BK). Sebutan yang lalu dipakai juga untuk berikan nama beberapa daerah yang dibagi bendungan itu. Tidak ada info yang pasti serta resmi, kenapa daerah ini diberi nama Belitang. Konon, pada saat lampau, Belitang banyak pohon serta akar pohon yang membelit-melintang. Kata ” belit-melintang ” ini yang lalu dipakai untuk menamakan daerah Belitang.

B.     Saran
Jangan heran kalau anda datang ke Belitang yang merupakan lumbung padi di Sumatera Selatan, banyak sekali di temukan orang-orang Jawa. Mereka adalah orang-orang transmigran. Para transmigrasi tersebut tiba di daerah Belitang melalui program kolonisasi massal yang dilakukan pemerintah Belanda pada tahun 1930-an. Dan kebanyakan orang Jawa yang benar-benar giat bekerja keras menjadi sukses, dan makmur hidupnya. Karena masyarakat Jawa sendiri memiliki filosofi sepi ing pamrih, rame ing gawe, yaitu menekankan pentingnya kerja nyata tanpa banyak mengeluh.



DAFTAR ISI

( Sumber : buku  adat perkawinan Komering Ulu,Tahun 2003 )
(Sumber : Tamrin. A. Roni.)
(Sumber : buku adat perkawinan Komering Ulu ,Tahun 2003) 
( Sumber : Bapak Yani )
( sumber : Bapak Monang Jaya ).
( Sumber : Ismail).
( Sumber : Monang Jaya )

Komentar