Dalam siklus kehidupan hewan maupun tumbuhan
selalu terjadi evolusi seleksi
alam, dan adaptasi. Evolusi adalah perubahan makhulk
hidup secara perlahan-lahan dari sederhana ke bentuk yang lebih sempurna daalm
jangka waktu sangat lama. Jadi, makhluk selalu mengalami perubahan sehingga
timbul spesies baru. Perlu diketahui bahwa tumbuhan dan hewan berasal dari
makhluk hidup masa lampau yang telah mengalami perubahan dalam waktu yang
sangat lama.
Seleksi alam adalah penyaringan suatu lingkungan
hidup sehingga hanya makhluk hidup tertentu yang
dapat bertahan dan mampu menyesuaikan dengan lingkungan hidup yang baru.
Makhluk hidup yang tidak mampu bertahan dan menyesuaikan dengan lingkungan yang
telah berubah akan mati atau pindah ke lingkungan lain. Dengan adanya seleksi
alam ini, banyak hewan dan tumbuhan yang dulu hidup, sekarang telah punah
karena tidak mampu untuk survival menyesuaikan dengan lingkungan hidup
atau habitas yang ada.
Contoh kerusakan flora dan fauna yang terletak di Indonesia akibat kegiatan manusia,
misalnya kerusakan terumbu karang (coral reefs). Secara garis besar,
terumbu karang dapat dibedakan
menjadi empat tipe utama, yaitu atol, fringing
reefs, barrier, dan
www.artikelAldebaran.blogger.com
- Atol adalah jenis karang yang
berbentuk lingkaran yang mengelilingi batas dari pulau-pulau vulkanik yang
tenggelam.
- Fringing reefs adalah karang
yang terdapat di daerah dekat pantai yang mengelilingi pulau
- Barrier reefs adalah karang
yang terletak sejajar dengan garis pantai dan berjarak beberapa kilometer
dari garis pantai.
- Platform reefs adalah karang
yang terbentuk di perairan dangkal laguna yang terletak di antara barrier
reefs dan daratan.
Organisasi pembentuk karang hanya dapat hidup
di perairan dangkal yang sinar mataharinya cukup sehingga memberi kesan bahwa
cara hidup mereka seolah-olah seperti tumbuha-tumbuhan. Meskipun demikian,
karang merupakan hewan yang tidak dapat melangsungkan proses fotosintesis.
Mereka hidup sangat tergantung pada sinar matahari yang cukup. Hal itu
sebebabkan di dalam jaringan tubuh mereka terdapat banyak tumbuh-tumbuhan air
bersel satu atau tunggal (unicellulair zooxanthellae). Organisme inilah
yang memerlukan sinar matahari yang cukup untuk melakukan fotosintesis.
Hubungan antara karang dengan zooxanthellae
adalah bersifat simbiosis, yaitu suatu hubungan yang keduanya mendapat keuntungan.
Zooxanthellae mendapatkan perlindungan dari karang dan menggunakan beberapa
hasil sampingan metabolisme karang, seperti karbondioksida, ammonia, nitrat,
dan fosfat sebagai bahan-bahan makanan. Sebaliknya, karang mendapat keuntungan
dari pelepasan bahan-bahan organik termasuk glukosa, gliserol dan ammonia acid
dikeluarkan oleh zooxantheillae.
Terumbu karang selalu hidup bersama-sama
dengan hewan lain. Rangka karang itu sendiri memberikan suatu tempat
perlindungan bagi bermacam-macam spesies hewan termasuk jenis penggali lubang
dari golongan moluska, cacing polychaete, dan kepiting. Terbentuknya
terumbu karang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan laut, antara
lain tingkat pelumpuran, arus lau, salinitas, dan suhu.
Tingkat Pelumpuran
Tingkat pelumpuran akan berpegaruh terhadap
intensitas cahaya mata hari yang masuk ke dalam laut.
Arus Laut
Arus laut yang kuat akan membawa oksigen yang
dibutuhkan hewan-hewan terumbuh karang.
Salinitas dan Suhu
Suhu laut optimun di tempat terumbu hidup dan
tumbuh adalah 260 sampai 280. Kenaikan atau penurunan
suhu dalam waktu relatif lama dapat mengakibatkan kematian hewan karang.
Terumbu karang di perairan Indonesia banyak
yang mengalami kerusakan akibat ulah manusia. Bentuk kerusakan akibat ulah manusia.
Bentukkerusakan tersebut, antara lain sebagai berikut.
- Penggunaan racun dan bahan peledak
untuk menangkap sumber daya terumbu karang sehingga banyak ikan atau heam
lain ikut mati. Hal itu jika terjadi terus-menerus akan menyebabkan
kepunahan ikan dan terumbu karang.
- Pencemaran dan pelumpuran yang
disebabkan oleh pembangunan di daerah pesisir yang tidak ramah lingkungan
dan tidak sesuai dengan amdal (analisis mengenai dampak lingkungan).
Penebangan hutan disepanjang sungai yang ke laut dapat mengakibatkan
pelumpuran di daerah terumbu karang.
- Penangkapan ikan dan biota terumbu
karang yang dilakukan secara berlebihan dan tidak terkendali menyebabkan
penurunan jumlah dan keanekaragaman jenis terumbu karang dan ikan.
- Penambangan karang yang berlebihan
digunakan untuk bahan dasar kapur dan hiasan.
Penyebab kerusakan Flora
dan Fauna.
Banyak sekali Faktor penyebab kerusakan flora dan fauna yang ada di Indonesia.
Hal ini secara langsung maupun tidak langsung telah membahayakan kehidupan
semua makluk hidup yang ada di dunia. Manusia adalah penyebab utama terjadinya
kerusakan Flora dan fauna. Beberapa hal yang menyebabkan Flora dan fauna yang
ada di Indonesia akibat kegiatan manusia adalah sebagai berikut :
a.
Kebakaran
hutan.
penyebab
utama dari kebakaran hutan adalah pembukaan lahan yang meliputi:Penyebab
Kebakaran Hutan Pembakaran lahan yang tidak terkendali sehingga merembet ke
lahan lain Pembukaan lahan tersebut dilaksanakan baik oleh masyarakat maupun
perusahaan. Namun bila pembukaan lahan dilaksanakan dengan pembakaran dalam
skala besar, kebakaran tersebut sulit terkendali. Pembukaan lahan dilaksanakan
untuk usaha perkebunan, HTI, pertanian lahan kering, sonor dan mencari ikan.
pembukaan lahan yang paling berbahaya adalah di daerah rawa/gambut.
Dampak
negatif kebakaran hutan sebagai berikut :
1. Penurunan
keanekaragaman hayati dan musnahnya satwa liar.
2. Menghilangnya
fungsi hutan sebagai sumber daya ekonomi.
3. Terganggunya siklus
hidrologi.
4. Terjadinya perubahan
siklus unsur hara.
b. Pencemaran
Lingkungan.
Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaran
lingkungan dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, dan udara.
a. Pencemaran Air
Di dalam tata kehidupan
manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk minum, memasak,
mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan untuk mengairi
sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi.
b. Pencemaran Tanah
Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya
termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi oleh air
yang mengalir sehinggakesuburannya akan berkurang. Selain itu, menurunnya
kualitas tanah juaga dapat disebabkan limbah padat yang mencemari tanah.
c. Pencemaran Udara
Udara dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang
mengotori udara. Bentuk pencemar udara bermacam-macam, ada yang berbentuk gas
dan ada yang berbentuk partikel cair atau padat.
1) Pencemar Udara Berbentuk Gas
Beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk ke
lingkungan udara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara yang
berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S), seyawa
nitrogen (NO2), dan chloroflourocarbon (CFC).
2) Pencemar Udara Berbentuk Partikel Cair atau Padat
Partikel yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair atau padat. Partikel
dalam bentuk cair berupa titik-titik air atau kabut. Kabut dapat menyebabkan
sesak napas jika terhiap ke dalam paru-paru.
c. Ilegal
logging.
Pembalakan liar atau penebangan
liar (bahasa Inggris: illegal
logging) adalah kegiatan penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang
tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas setempat.
Walaupun angka penebangan liar yang pasti sulit
didapatkan karena aktivitasnya yang tidak sah, beberapa sumber tepercaya
mengindikasikan bahwa lebih dari setengah semua kegiatan penebangan liar di
dunia terjadi di wilayah-wilayah daerah aliran sungai Amazon, Afrika Tengah, Asia Tenggara, Rusia dan
beberapa negara-negara Balkan.
d. Perburuan Liar.
Perburuan
liar adalah
pengambilan hewan dan tanaman liar secara ilegal dan bertentangan dengan
peraturan konservasi serta manajemen kehidupan liar. Perburuan liar merupakan pelanggaran
terhadap peraturan dan hukum perburuan.
Dampak
Kerusakan Flora dan Fauna.
Berikut ini dampak yang akan terjadi
jika flora dan fauna mengalami kerusakan.
a.
Ekosistem Tidak Seimbang
Dalam ekosistem terdapat predator (pemangsa) dan yang dimangsa. Jika salah satu
dihilangkan, ekosistem menjadi tidak seimbang dan akibatnya sangat merugikan
kehidupan.
b.
Kelangkaan Sumber Daya
Flora dan fauna merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia,
contohnya hutan. Hutan menghasilkan berbagai macam hasil hutan yang sangat
penting bagi manusia.
c.
Menurunnya Kualitas
Kesehatan
Beberapa flora dan fauna merupakan sumber makanan bagi manusia. Bahkan beberapa
di antaranya diusahakan manusia dengan sengaja dalam bentuk budi daya. Beberapa
zat polutan dan pestisida dapat tersimpan dalam tubuh flora dan fauna itu. Jika
flora dan fauna itu dikonsumsi manusia, zat-zat tersebut akan berpindah ke
dalam tubuh manusia. Indikasi dari rusaknya fauna telah terbukti
denganmunculnya penyakit yang disebabkan oleh binatang piaraan.
d.
Tragedi Lingkungan karena Kerusakan Hutan
Bencana alam yang terjadi akibat kerusakan flora dan fauna sangat sering
terjadi. Banjir dan tanah longsor merupakan fenomena yang amat sering kita
dengar serta saksikan jika musim hujan tiba. Ini tidak lepas dari akibat
kerusakan hutan.
e.
Hilangnya
Kesuburan Tanah
Unsur
utama kesuburan tanah adalah nitrogen (N). Unsur ini terkandung dalam DNA
makhluk hidup. Sebagian besar nitrogen yang penting itu, dihasilkan oleh flora
dan fauna. Flora seperti kacang polong, buncis, dan kedelai mendorong
penguraian nitrogen di dalam tanah.
f.
Putusnya Daur Kehidupan
Inilah
dampak yang mengerikan jika flora dan fauna mengalami kerusakan. Semua bentuk
kehidupan di Bumi tersusun dari unsur karbon. Karbon ini terus bergerak pada
berbagai bagian biosfer dalam bentuk senyawa kimia. Karbon ada dalam tubuh
organisme, dalam air, udara, dan di dalam Bumi itu sendiri. Karbon yang ada di
atmosfer jika bersenyawa dengan oksigen akan membentuk karbon dioksida (CO2).
Senyawa ini diserap tumbuhan dalam proses fotosintesis. Dalam tumbuhan, karbon
diubah menjadi karbohidrat. Senyawa ini dibutuhkan manusia dan hewan sebagai
sumber energi. Dalam tubuh manusia dan hewan, karbon berbentuk senyawa kalsium
karbonat yang terdapat dalam tulang.
Konservasi Flora dan Fauna di Indonesia.
a.
Kawasan Suaka Alam.
Kawasan Suaka Alam (KSA) adalah
kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang
mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan
satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga
kehidupan.
b.
Kawasan Cagar Alam.
Perlingdungan
bagi keadaan alamnya yang khas, termaksud flora, fauna, dan factor abiotik yang
perlu di lingdungi untuk kepentingan ilmu pengetehuan dan kebudayaan.
c.
Suaka Margasatwa.
Suaka Margasatwa adalah kawasan
suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan
jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap
habitatnya.
d.
Kawasan Pelestarian
Alam.
Kawasan Pelestarian Alam (KPA)
adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang
mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyanga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta pemanfaatan secara lestari sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya.
e.
Taman Buru.
Taman Buru adalah hutan wisata yg di dalamnya
terdapat satwa buru yg memungkinkan diselenggarakannya perburuan yg teratur
bagi kepentingan rekreasi.
f.
Taman Nasional.
Taman
nasional adalah perlindungan alam yang meliputi daerah luas, tanpa adanya
tempat tinggal dan biasanya berfungsi sebagai tempat rekreasi.
g.
Taman Hutan Raya.
Taman Hutan Raya adalah
kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan
atau satwa yang
alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi
kepentingan umum sebagai tujuan penelitian, ilmu pengetahuan dan pendidikan.
h.
Taman Wisata Alam.
Taman Wisata Alam Ialah
kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama untuk di mamfaatkan kepentingan
pariwisata dan rekreasi alam.
i.
Taman Laut.
Taman laut adalah wilayah lautan yg memiliki
ciri khas berupa keindahan alam, bermanfaat bagi kepentingan pariwisata, rekreasi,
dan pendidikan.
Komentar
Posting Komentar