BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kerajaan
Singosari (1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara vang
didirikan oleh Ken Arok pada 1222. Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari
Kerajaan Tumapel, yang dikuasai oleh seorang akuwu (bupati). Letaknya di daerah
pegunungan yang subur di wilayah Malang dengan pelabuhannya bernama Pasuruan.
Dari daerah inilah Kerajaan Singosari berkembang dan bahkan menjadi sebuah
kerajaan besar di Jawa Timur, terutama setelah berhasil mengalahkan Kerajaan
Kediri dalam pertempuran di dekat Ganter tahun 1222 M.Kerajaan
Singosari mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Raja Kertanegara
(1268-1292) yang bergelar Maharajadhiraja Kertanegara Wikrama
Dharmottunggadewa.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
materi yang kami miliki maka kami akan mebahas mengenai beberapa hal yang
terangkum dalam rumusan masalah berikut:
1.
Dimanakah letak kerajaan
Singasari?
2.
Siapa saja raja-raja yag
pernah memimpin di kerajaan Singasari?
3.
Bagaimana kehidupan di
kerajaan Singasari?
4.
Apa hubungan kerajaan
Singasari dengan Kerajaan Majapahit?
5.
Mengapa kerajaan
Singasari bisa runtuh?
1.3
Tujuan
1.
Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah
2.
Untuk mendalami tentang Sejarah Kerajaan Singasari
3.
Untuk memberikan wawasan kepada pembaca tentang Sejarah Kerajaan
Singasari
1.4
Manfaat
Makalah
ini kami buat dengan beberapa harapan diantaranya:
1.
Untuk memberikan
pengetahuan baru bagi para pembaca tentang Kerajaan Singasari
2.
Untuk memberikan
pengetahuan baru tentang Kehidupan pada waktu Kerajaan Singasari berkuasa
1.5 Metode Penulisan
Data penulisan makalah
ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu
suatu metode dengan membaca telaah pustaka. Selain itu, tim penulis juga
memperoleh data dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
Kerajaan
Singasari adalah sebuah kerajaan Hindu Buddha di Jawa Timur yang didirikan oleh
Ken Arok pada tahun 1222 M. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan di daerah
Singosari, Malang. Kerajaan Singasari hanya sempat bertahan 70 tahun
sebelum mengalami keruntuhan. Kerajaan ini beribu kota di Tumapel yang terletak
di kawasan bernama Kutaraja. Pada awalnya, Tumapel hanyalah sebuah wilayah kabupaten
yang berada dibawah kekuasaan Kerajaan Kadiri dengan bupati bernama Tunggul
Ametung. Tunggul Ametung dibunuh oleh Ken Arok yang merupakan pengawalnya.
Keberadaan Kerajaan
Singosari dibuktikan melalui candi-candi yang banyak ditemukan di Jawa
Timur yaitu daerah Singosari sampai Malang, juga melalui kitab sastra
peninggalan zaman Majapahit yang berjudul Negarakertagama karangan Mpu Prapanca
yang menjelaskan tentang raja-raja yang memerintah di Singosari serta kitab
Pararaton yang juga menceritakan riwayat Ken Arok yang penuh keajaiban. Kitab
Pararaton isinya sebagian besar adalah mitos atau dongeng tetapi dari kitab
Pararatonlah asal usul Ken Arok menjadi raja dapat diketahui. Sebelum menjadi
raja, Ken Arok berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati) di Tumapel menggantikan
Tunggul Ametung yang dibunuhnya, karena tertarik pada Ken Dedes istri Tunggul
Ametung. Selanjutnya ia berkeinginan melepaskan Tumapel dari kekuasaan kerajaan
Kadiri yang diperintah oleh Kertajaya. Keinginannya terpenuhi setelah kaum
Brahmana Kadiri meminta perlindungannya. Dengan alasan tersebut, maka tahun
1222 M /1144 C Ken Arok menyerang Kediri, sehingga Kertajaya mengalami
kekalahan pada pertempuran di desa Ganter. Ken Arok yang mengangkat dirinya
sebagai raja Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.
Sumber Sejarah
Sumber-sumber sejarah Kerajaan Singosari
berasal dari:
·
Kitab Pararaton, menceritakan tentang raja-raja Singasari.
·
Kitab Negarakertagama, berisi silsilah raja-raja Majapahit yang
memiliki hubungan erat dengan raja-raja Singasari.
·
Prasasti-prasasti sesudah tahun 1248 M.
2.1.
SISTEM PEMERINTAHAN
KERAJAAN SINGASARI
Ada
dua versi yang menyebutkan silsilah kerajaan Singasari alias Tumapel ini. Versi
pertama adalah versi Pararaton yang informasinya didapat dari Prasasti Kudadu.
Pararaton menyebutkan Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari yang
digantikan oleh Anusapati (1247–1249 M). Anusapati diganti oleh Tohjaya
(1249–1250 M), yang diteruskan oleh Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250–1272
M). Terakhir adalah Kertanegara yang memerintah sejak 1272 hingga 1292 M.
Sementara pada versi Negarakretagama, raja pertama Kerajaan Singasari adalah
Rangga Rajasa Sang Girinathapura (1222–1227 M). Selanjutnya adalah Anusapati,
yang dilanjutkan Wisnuwardhana (1248–1254 M). Terakhir adalah Kertanagara
(1254–1292 M). Data ini didapat dari prasasti Mula Malurung.
1.
Ken Arok (1222–1227 M)
Pendiri
Kerajaan Singasari adalah Ken Arok yang sekaligus juga menjadi Raja Singasari
yang pertama dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken
Arok sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru,
yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Ken Arok
hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227 M). Pada tahun 1227 M, Ken Arok
dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok
dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha.
2.
Anusapati (1227–1248 M)
Dengan
meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan Anusapati.
Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak melakukan
pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung ayam.
Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo
(putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar
menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa (tempat kediamanan
Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik
menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu
Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian,
meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.
3.
Tohjoyo (1248 M)
Dengan
meninggalnya Anusapati maka tahta Kerajaan Singasari dipegang oleh Tohjoyo.
Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati
yang bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan
Mahesa Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo
dan kemudian menduduki singgasana
4.
Ranggawuni (1248–1268 M)
Ranggawuni
naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M dengan gelar Sri Jaya
Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi
kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Ppemerintahan
Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari. Pada tahun
1254 M Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai
yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di
Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardanameninggal dunia dan didharmakan
di Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai
Siwa.
5.
Kertanegara (1268-1292 M)
Kertanegara
adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita untuk
menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri
Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga
orang mahamentri, yaitu mahamentri i hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i
sirikan. Untuk dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat
yang kolot dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih
Aragani. Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria
Wiaraja. Setelah Jawa dapat diselesaikan, kemudian perhatian ditujukan ke
daerah lain. Kertanegara mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan nama
Ekspedisi Pamalayu 1275 yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini
ditandai dengan pengirimkan Arca Amoghapasa ke Dharmasraya atas perintah Raja
Kertanegara.
Selain
menguasai Melayu, Singasari juga menaklukan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura
(Kalimantan Barat), dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga menjalin hubungan
persahabatan dengan raja Champa,dengan tujuan untuk menahan perluasaan
kekuasaan Kubilai Khan dari Dinasti Mongol. Kubilai Khan menuntut raja-raja di
daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai yang dipertuan.
Kertanegara menolak dengan melukai muka utusannya yang bernama Mengki. Tindakan
Kertanegara ini membuat Kubilai Khan marah besar dan bermaksud menghukumnya
dengan mengirimkan pasukannya ke Jawa. Mengetahui sebagian besar pasukan
Singasari dikirim untuk menghadapi serangan Mongol maka Jayakatwang (Kediri)
menggunakan kesempatan untuk menyerangnya. Serangan dilancarakan dari dua arah,
yakni dari arah utara merupakan pasukan pancingan dan dari arah selatan
merupakan pasukan inti.
Pasukan
Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan berhasil masuk
istana dan menemukan Kertanagera berpesta pora dengan para pembesar istana.
Kertanaga beserta pembesar-pembesar istana tewas dalam serangan tersebut.
Ardharaja berbalik memihak kepada ayahnya (Jayakatwang), sedangkan Raden Wijaya
berhasil menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan maksud minta perlindungan
dan bantuan kepada Aria Wiraraja. Atas bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya
mendapat pengampunan dan mengabdi kepada Jayakatwang. Raden Wijaya diberi
sebidang tanah yang bernama Tanah Tarik oleh Jayakatwang untuk ditempati.
Dengan gugurnya Kertanegara maka Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang.
Ini berarti berakhirnya kekuasan Kerajaan Singasari. Sesuai dengan agama yang
dianutnya, Kertanegara kemudian didharmakan sebagai Siwa––Buddha (Bairawa) di
Candi Singasari. Arca perwujudannya dikenal dengan nama Joko Dolog yang
sekarang berada di Taman Simpang, Surabaya.
B. KEHIDUPAN DI KERAJAAN SINGASARI
Dari
segi sosial, kehidupan masyarakat Singasari mengalami masa naik turun. Ketika
Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, dia berusaha meningkatkan kehidupan
masyarakatnya. Banyak daerah-daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada
pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian
karena ia larut dalam kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana
kehidupan sosial masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia
meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Upaya yang ditempuh Raja
Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam negeri dan luar
negeri.
Politik Dalam Negeri:
1. Mengadakan pergeseran
pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani, dll.
2. Berbuat baik terhadap
lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang (Raja Kediri) yang
bernama Ardharaja menjadi menantunya.
3. Memperkuat angkatan
perang.
Politik Luar Negeri:
1.
Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan melayu
serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka.
2.
Menguasai Bali.
3.
Menguasai Jawa Barat.
4.
Menguasai Malaka dan Kalimantan.
Berdasarkan
segi budaya, ditemukan candi-candi dan patung-patung diantaranya candi Kidal,
candi Jago, dan candi Singasari. Sedangkan patung-patung yang ditemukan adalah
patung Ken Dedes sebagai Dewa Prajnaparamita lambing kesempurnaan ilmu, patung
Kertanegara dalam wujud patung Joko Dolog, dan patung Amoghapasa juga merupakan
perwujudan Kertanegara (kedua patung kertanegara baik patung Joko Dolog maupun
Amoghapasa menyatakan bahwa Kertanegara menganut agama buddha beraliran
Tantrayana).
C. KEHIDUPAN EKONOMI
Dalam
kehidupan ekonomi, walaupun tidak ditemukan sumber secara jelas. Ada
kemungkinan perekonomian ditekankan pada pertanian dan perdagangan karena
Singosari merupakan daerah yang subur dan dapat memanfaatkan sungai Brantas dan
Bengawan Solo sebagai sarana lalu lintas perdagangan dan pelayaran.
D. HUBUNGAN KERAJAAN SINGASARI DENGAN MAJAPAHIT
Pararaton, Nagarakretagama
dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya, cucu Narasingamurti yang menjadi
menantu Kertanegara lolos dari maut. Berkat bantuan Aria Wiararaja (penentang
politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak
mendirikan desa Majapahit. Pada tahun 1293 datang pasukan Mongol yang dipimpin
Ike Mese untuk menaklukkan Jawa. Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk
mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan
siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari tanah Jawa. Raden
Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singasari, dan
menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan
oleh Ken Arok.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi perjalanan
kerajaan Singasari bisa dikatakan berlangsung singkat. Hal ini terkait dengan
adanya sengketa yang terjadi dilingkup istana kerajaan yang kental dengan
nuansa perebutan kekuasaan. Pada saat itu Kerajaan Singasari sibuk mengirimkan
angkatan perangnya ke luar Jawa. Akhirnya Kerajaan Singasari mengalami keropos
di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati
Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari
Kertanegara sendiri. Dalam serangan itu Kertanegara mati terbunuh. Setelah
runtuhnya Singasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di
Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singasari pun berakhir.
B. Saran
1. Perlu adanya
penjelasan lebih tentang sejarah Kerajaan Singasari.
2. Perlu dikembangkannya
materi pokok sejarah Kerajaan Singasari ini.
3. Setiap siswa
dan siswi penerima materi diharapkan benar-benar tahu tentang
sejarah Kerajaan
Singasari ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anneahira.com/kerajaan-singasari.htm
http://www.google.com/#q=pengertian+sejarah+singasari
https://docs.google.com/document/d/1-X-WQ0M-dcKIliCUw_VSe5o0qLssUNwj5hWlSQxeMr4/edit?pli=1
Komentar
Posting Komentar